KONSEP GEOGRAFI
KABUPATEN DEMAK
Anggota Kelompok :
1. DHEA AMALIA (09)
2. DHEVY FAJRIYATUL (10)
3. DITA PUTRI A (12) X IPA 4
4. DWI HIDAYATI M (13)
5. FAIRUZ ZULFA (14)
6. SHARA BILQIS A (34)
SMA N 2 SEMARANG
Kabupaten
Demak, adalah
salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah.
Ibukotanya adalah Demak. Kabupaten ini berbatasan dengan
Laut Jawa di barat, Kabupaten Jepara di utara, Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan di tenggara, serta Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di sebelah barat.
Kata Demak itu adalah
berasal dari kata Bahasa Arab, yaitu Dhima' yang artinya rawa. Hal ini mengingat tanah di Demak adalah tanah
bekas rawa alias tanah lumpur. Bahkan sampai sekarang jika musim hujan di daerah Demak sering digenangi air, dan pada musim kemarau tanahnya banyak yang retak, karena bekas rawa alias tanah lumpur. Karena tanah Demak adalah
tanah labil, maka jalan raya yang dibangun gampang rusak, oleh karena itu jalan
raya di Demak menggunakan beton.
Kabupaten Demak adalah salah
satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43"
LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota
Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.
Kabupaten Demak memiliki
luas wilayah seluas ± 1.149,07 KM², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43
KM², dan lautan seluas ± 252,34 KM² dan berpenduduk 1.055.579 jiwa (2010). Sedangkan kondisi tekstur tanahnya, wilayah
Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus (liat) dan tekstur tanah
sedang (lempung). Dilihat dari sudut
kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah dari
permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah kabupaten Demak terletak mulai dari
0 M sampai dengan 100 M.
Beberapa sungai yang
mengalir di Demak antara lain: Kali Tuntang, Kali Buyaran, dan yang terbesar adalah Kali Serang yang membatasi kabupaten Demak dengan kabupaten Kudus dan Jepara. Kabupaten Demak mempunyai pantai sepanjang 34,1
Km, terbentang di 13 desa yaitu desa Sriwulan, Bedono, Timbulsloko dan Surodadi
(Kecamatan Sayung), kemudian Desa Tambakbulusan Kecamatan Karangtengah, Desa
Morodemak, Purworejo dan Desa Betahwalang (Kecamatan Bonang) selanjutnya Desa
Wedung, Berahankulon, Berahanwetan, Wedung dan Babalan (Kecamatan Wedung).
Sepanjang pantai Demak ditumbuhi vegetasi mangrove seluas sekitar 476 Ha
Jambu Air Merah Delima merupakan buah khas yang tumbuh tersebar di Kecamatan
Wonosalam, Mijen, Guntur, Wedung dan Demak Kota. Kekhasan dari jambu air ini
adalah rasa manis dan buahnya tebal. Selain jambu air, buah yang tersohor
adalah Belimbing Demak. Buah belimbing unggulan yaitu Belimbing Demak kapur dan Belimbing Demak Kunir yang
pusatnya di daerah Betokan. Terdapat pula buah unggulan lain seperti Kelengkeng Pingpong dan Itoh yang berada di Trengguli Kecamatan Wonosalam dan
Mlatiharjo Kecamatan Gajah. Selain itu, pada tahun 2009, Demak adalah pemasok beras terbesar di Jawa Tengah, dan saat itu pula pemasok beras terbesar di Indonesia
adalah Jawa Tengah. Pertanian Padi juga termasuk pertanian unggulan daerah
Demak.
Tanggal 28 Maret 1503
ditetapkan sebagai hari jadi kabupaten Demak. Hal ini merujuk pada peristiwa
penobatan Raden Patah menjadi Sultan Bintoro yang jatuh pada tanggal 12 Rabiulawal atau 12 Mulud Tahun 1425 Saka (dikonversikan menjadi 28 Maret 1503). Kabupaten Demak terdiri atas 14 kecamatan yaitu kecamatan Demak, Wonosalam, Karang Tengah, Bonang, Wedung, Mijen,
Karang Anyar, Gajah, Dempet, Guntur, Sayung , Mranggen, Karang Awen dan Kebon Agung, yang dibagi lagi atas sejumlah
249 desa dan kelurahan terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Demak.
Kabupaten Demak terdapat
beberapa tempat wisata, yaitu:
Wisata Bahari
·
Wisata Bahari Morosari,
di Bedono
·
Wisata
Pantai Mangrove Gandong, di Surodadi
·
Wisata Burung
Hantu, di Tlogoweru
Wisata
Sejarah
·
Masjid Agung Demak, di Bintoro
·
Bekas Stasiun
Demak, di Bintoro Wisata
Religi
·
Makam
Sunan Kalijaga, di Kadilangu
·
Makam
Raden Patah, di Bintoro
Wisata Belanja
·
Aneka Jaya, di Bintoro, di Bintoro
·
Demak
Trade Center, di Bintoro
·
Mall of Demak (M.O.D),
di Kadilangu
·
Demak Great
Mall, di Mijen
Even
·
Grebeg Besar Demak,
di Bintoro
·
Demak Expo,
di Bintoro
·
Uler-Uler,
di Jungsemi
·
Megengan,
di Bintoro
·
Demak
Barongan Carnival, di Bintoro
·
Pesta Laut,
di Morodemak
Seni
Budaya
·
Barongan Singo Karya
·
Tari
Zippin Pesisiran
Masakan
·
Belimbing Demak
·
Koktail Belimbing Bintang 5
·
Nasi
Ndoreng
·
Nasi
Brongkos
·
Botok
Telur Asin
·
Bakso
Balungan
·
Asem-Asem
Demak
·
Pecel
Gambrengan
Minuman
·
Wedang Pekak
·
Es Rames
·
Jus Belimbing Bintang 5
·
Sirup Belimbing Bintang 5
Oleh-Oleh
·
Belimbing Demak
·
Jambu Demak (Jambu
Citra Delima)
·
Koktail Belimbing Bintang 5
·
Jus Belimbing Bintang 5
·
Sirup Belimbing Bintang 5
·
Kerupuk
Catak
·
Kerupuk Udang Tambak
Kabupaten Demak menyandang
beberapa julukan, yaitu:
·
Kota Wali
·
Kota Belimbing
·
Kota Jambu
·
Kota Sejarah Kerajaan Islam
Untuk itu Pemkab Demak dan
Bupati Demak mempunyai beberapa rencana jangka
panjang dan jangka pendek untuk membangun Kabupaten Demak,
diantaranya:
·
Pemkab Demak
bekerjasama dengan Pemkab Jepara untuk membangun Jalan Negara Demak-Jepara
yang melewati pesisir hingga perbatasan Kedungmutih-Kedungmalang (Jangka Panjang)
·
Mengadakan even lomba cipta makanan oleh-oleh benar-benar asli khas Demak,
karena selama ini intip dianggap oleh-oleh asli Demak, padahal
intip berasal dari Kota Solo. (Jangka Pendek)
·
Membangun Jalur sepeda & Becak yang
jalan rayanya di cat hijau dan di beri semacam trotoar pemisah dengan jalan
raya mobil dan motor. jalur sepedanya dari Alun-Alun Demak hinga Jepara, dari
Alun-Alun Demak hinga Kudus, dari Alun-Alun Demak hinga Kota Semarang. jalur
sepeda agar meningkatkan minat bersepeda dan meninggalkan kendaraan bermotor
supaya Demak udaranya tidak polusi. (Jangka
Pendek)
·
Menjadikan
seluruh sawah di Demak menjadi sawah organik, yaitu padi organik, blewah organik, dll. (Jangka Pendek)
·
Mengadakan even tahunan yaitu Demak Barongan carnival yang di ikuti berbagai Barongan seluruh
Indonesia, yaitu : Barongan
Singo Karya, Barongan Dencong, Singo Ulung, Barong Bali, Reog Ponorogo, Barongan Gembong Kamijoyo, Ondel-Ondel, Hudoq, Bebegig Sumantri, Barong Kemiren, dll.
Masjid
Agung Demak adalah
salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Masjid ini dipercayai pernah menjadi
tempat berkumpulnya para ulama (wali)
yang menyebarkan agama Islam di
tanah Jawa yang disebut denganWalisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan
memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan candra
sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang
bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1
(satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor
bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak
berdiri pada tahun 1401 Saka.
Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan
induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka
guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari
serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan
serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang
ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas
Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam,
dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibacaNaga Mulat Salira Wani,
dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung
Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga
terdapat Museum Masjid
Agung Demak, yang
berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak dicalonkan untuk
menjadi Situs Warisan
Dunia UNESCO pada
tahun 1995.
KONSEP GEOGRAFI KABUPATEN DEMAK
1. Konsep Lokasi
Konsep
lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
a. Lokasi
absolut : lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat
tetap. Berarti pada daerah Demak terletak pada 6º43'26"
- 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT.
b. Lokasi relatif : lokasi
yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah. Berarti pada
daerah Demak adalah berbatasan dengan Laut Jawa di barat, Kabupaten Jepara di utara, Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan di tenggara, serta Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di sebelah barat.
2.
Konsep Jarak
Dalam
kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak
dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan
panjang kilometer dan jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak
tempuh). Misal jarak tempuh daerah Demak dari Semarang menempuh waktu 1 jam,
dan berada 25 km dari wilayah Semarang Timur.
3. Konsep Keterjangkauan
Sulit atau
mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan
kondisi tempat. Contoh: Demak-Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi bisa
ditempuh dengan bus atau pesawat ataupun lewat lintas jalur utama pantura.
4. Konsep Pola
Pola merupakan tatanan geometris
yang beraturan. Contoh penerapan konsep pola adalah pola permukiman penduduk
yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai. Pada
daerah Demak konsepnya pola adalah berkelompok pada suatu aktifitas pusat
keramaian.
5.
Konsep
Geomorfologi
Geomorfologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi tidak
terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan,
lembah dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek
studi geografi.
Geomorfologi
daerah Demak adalah tanah bekas rawa alias tanah lumpur.
6. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi
merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan
aktivitas manusia. Yaitu pada wilayah Kabupaten Demak pengelompokan kawasan
industri, pusat perdagangan, daerah pemukiman dekat dengan jalur utama pantura.
7. Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang
diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama
pada semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat relatif. Misalnya pantai
mempunyai nilai kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota
yang selalu hidup dalam keramaian, kebisingan dan kesibukan.
Konsep nilai
kegunaan pada wilayah ini terletak pada kondisi daerah yang strategis terletak
dekat dengan kawasan jalur Pantura.
8. Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi
merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala
dengan gejala lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah
pedesaan dan perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi
seperti halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun
alih teknologi. Misal pada daerah Demak terdapat wisata religi, sejarah, bahari
yang bisa menunjang lebih keterbukaan kabupaten Demak tersebut.
9. Konsep Diferensiasi Area
Fenomena
yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Pada daerah kwasan Demak
terdapat karakteristik yaitu pusat varietas jenis belimbing (Belimbing Demak).
10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu
fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan keruangan. Konsep
keterkaitan ruangan yang terletak pada kawasan Kabupaten Demak adalah tanah
bekas rawa alias tanah lumpur. Bahkan sampai sekarang jika musim hujan di daerah Demak sering digenangi air, dan pada musim kemarau tanahnya banyak yang retak, karena bekas rawa alias tanah lumpur. Karena tanah Demak adalah
tanah labil, maka jalan raya yang dibangun gampang rusak, oleh karena itu jalan
raya di Demak menggunakan beton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar